Fokusberitabanten.com - Ratusan warga Palestina yang ditahan di sejumlah penjara Israel menggelar aksi mogok makan. Aksi ini menjadi bentuk protes terbaru terhadap perlakuan kasar dan pelecehan yang dilakukan sipir penjara Israel.

Dituturkan otoritas Palestina, seperti dilansir AFP, Sabtu (6/8/2016), aksi mogok makan ini juga dilakukan sebagai bentuk solidaritas untuk tahanan Palestina lainnya, Bilal Kayed. Kayed sudah mogok makan selama 52 hari untuk memprotes penahanannya yang dilakukan tanpa sidang.

Dalam pernyataannya, Klub Tahanan Palestina menyebut ada 80 tahanan yang mogok makan sejak Jumat (5/8). Jumlah itu menambah 325 tahanan Palestina yang mogok makan sejak dua hari terakhir di sejumlah penjara di wilayah Israel dan Tepi Barat. Disebutkan masih ada banyak tahanan Palestina lainnya yang akan bergabung dengan aksi mogok makan itu, pada Minggu (7/8) besok.

Komisi Urusan Tahanan pada Otoritas Palestina menyebut, para tahanan menggelar aksi itu untuk memprotes operasi penggeledahan pekan ini, yang berujung beberapa tahanan dimasukkan ke sel isolasi, barang-barang mereka disita dan beberapa tahanan lainnya dimutasi ke penjara lainnya. Disebutkan juga bahwa setiap tahanan yang terlibat aksi mogok makan akan dijatuhi denda 600 shekels (Rp 2 juta) dan dilarang mendapat kunjungan selama 2 bulan.

Sedangkan otoritas penjara Israel atau Badan Penjara Israel menyebut aksi mogok makan ini dipicu oleh keputusan otoritas penjara untuk memisahkan sel tahanan Palestina dengan militan Hamas. Hal ini didasari informasi intelijen soal pengarahan aksi teror dari dalam penjara.

Juru bicara otoritas penjara Israel menuturkan kepada AFP, bahwa saat ini ada 262 tahanan Hamas yang mogok makan, termasuk 93 tahanan dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang menunjukkan solidaritas untuk Kayed.

Kayed seharusnya bebas Juni lalu, usai mendekam 14,5 tahun penjara atas keterlibatannya dalam PFLP, yang dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Namun otoritas Israel memerintahkan Kayed tetap ditahan di bawah aturan penahanan administratif, yang membolehkan seseorang ditahan selama 6 bulan tanpa persidangan dan bisa diperpanjang.

Dalam aksi mogok makannya, Kayed (35) terkena gagal ginjal dan kehilangan berat badan drastis hingga 30 kilogram.

Penahanan administratif bertujuan agar otoritas Israel bisa menahan tersangka sambil mengumpulkan bukti, serta mencegah terjadinya serangan di masa mendatang. Aturan hukum ini menuai kritikan dari Palestina juga organisasi HAM internasional. Lebih dari 7.500 warga Palestina kini ditahan di penjara Israel, dengan 700 tahanan di antaranya ditahan di bawah penahanan administratif.
















(sumber/detiknews)
Axact

BantenXpose.com

BantenXpose.com merupakan media informasi online seputar banten, nasional dan internasional.

Post A Comment: