FokusBeritaBanten.co.id - Senin, 11 September 2017 pagi sekitar pukul 05.30 Wib warga Bobotsari digegerkan dengan penemuan dua mayat terbungkus bed cover. 

Kondisi mayat mengenaskan. Kedua tangan dan kaki terikat. Banyak luka akibat benda tumpul di sekujur tubuh, seperti bagian kepala dan sabetan benda tajam di leher. Mayat ditemukan oleh Agus, warga Plumbungan RT 1 RW 2, Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah.

Agus menemukan kedua mayat itu tengah mengambang di Sungai Klawing yang terletak di desa Plumbungan tempat ia bermukim. Diduga mayat dibawa menggunakan mobil lantas dibuang ke jembatan pada malam hari.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Purbalingga, Ajun Komisaris Polisi Tarjono Sapto Nugroho mengatakan di jembatan ditemukan dua bercak darah. Besar kemungkinan, dua mayat tersebut korban pembunuhan dan dibuang ke jembatan pada malam hari. Pasalnya, kedua korban mengalami pukulan benda tumpul di bagian kepala dan sabetan benda tajam di bagian leher.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi mengantongi barang bukti seperti bed cover, mukena, sarung, baju koko, peci, sandal, tali, dan batu bercak darah. Kedua korban diketahui bernama Husni Zarkasih (57 tahun) dan Zakiyah (52 tahun).

Keduanya merupakan warga Jalan Pengairan No. 21 RT 11 RW 6, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Kami masih berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melacak keberadaan keluarga korban untuk kami minta keterangan," kata Tarjono.

Bola pun dilempar ke Polda Metro Jaya tepatnya Polres Metro Jakarta Pusat yang punya wilayah.

Dengan cepat, polisi yang dipimpin Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ari Seto bergerak menuju lokasi rumah korban di kawasan Benhil, Jakarta Pusat.

Suyudi membenarkan jika penyelidikan pihaknya berdasarkan temuan mayat di Purbalingga, Jawa Tengah.

"Dari sana diadakan pengecekan. Dari pengecekan sidik jari keluar data, kita waktu itu belum ada pelaporan ini. Dari sana dulu memberikan informasi ke Tanah Abang polsek, dicek ternyata bener ada kasus ini, ada bekas darah," jelasnya.

Saat hendak menggeledah, lanjut Suyudi, pihaknya mendapati rumah dalam keadaan terkunci. Tak ayal, polisi langsung mendobrak dan mendapati keadaan rumah sudah porak poranda.

"Keadaan rumah terkunci. Pintu dua-duanya," ucapnya.

Ia menambahkan jika lantai atas rumah korban digunakan sebagai indekos. "Ini kan kos-kosan nih di atas. Itu juga terkunci," tambahnya.

Selain itu, polisi juga menemukan darah tercecer di lantai rumah korban.

"Itu (bercak darah) dari mulai pintu masuk itu sudah ada darah, di ruang tamu sampai mulai kamar," ujar Suyudi.

Tak hanya itu, polisi juga mendapati sejumlah barang milik korban raib.

"Dalem kamar sudah acak acakan dan sebagainya. Diduga brankas juga dibawa. Terus emas, perhiasan sama sertifikat tanah," ungkapnya.

Temuan lainnya. Menurut anak kos di rumah korban, mereka sempat mendengar keributan di malam satu hari sebelum pasutri ditemukan tewas di Purbalingga.

"Orang (yang) kos dengar suara keributan kemarin (Minggu, 10 September) sekitar jam 7 malam," ungkap Suyudi.

Ia pun menduga jika ketika itulah peristiwa dibunuhnya pasangan suami istri tersebut.

"Jadi itu diduga itulah saat kejadiannya itu," ucapnya.

Suyudi menambahkan, saat mendengar keributan, anak kos tidak merasa curiga.

"Enggak curiga, namanya anak kos kan dikira ribut-ribut biasa. Dia enggak berani juga turun karena cewe," tuturnya.

Kini, lanjut Suyudi, pihaknya sedang mencari keberadaan CCTV di sekitar rumah korban.

"Di sini (rumah korban) sih enggak ada. Tapi di sekitar sini lagi kita cari," tambahnya.

Sementara itu, Ahmad ZAini, adik Husni Zarkasi (55) korban pria mengatakan jika rumah tersebut memang dijadikan indekos di lantai atas.

"Di bagian atas rumah dijadiin kos-kosan. Ada 4 kamar kos tapi cuma dua yang keisi itu cewe semua", ucapnya.

Pun, ia menduga korban dihabisi di rumah yang Benhil baru dibuang ke Purbalingga.

"Rapih banget pelakunya cuma ada bercak darah sampe-sampe alat pel dicuci bersih cuma ada bercak darah sedikit," pungkasnya.

Suyudi menambahkan, korban merupakan pengusaha garmen yang mempunyai toko di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aktifitas korban pun sehari-hari dilakukan di ibu kota.

"Korban pengusaha, pengusaha garmen di Tanah Abang. Tinggal di sini, cuma usaha kos kosan juga, cuma 3 kamar.
Kesehariannya disini."
(Red/Fbb/Mdk)
Axact

BantenXpose.com

BantenXpose.com merupakan media informasi online seputar banten, nasional dan internasional.

Post A Comment: