JAKARTA, BX – Nama Dr. Hasani kembali mencuri perhatian. Akademisi muda sekaligus Ketua DPD Al Khairiyah Tangerang Selatan Banten ini menjadi bagian dari delegasi Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tengah menghadiri Konferensi Internasional 

“Imam Bukhari and Scholarship in The Muslim World” di Samarkand, Uzbekistan, pada 28–29 Oktober 2025.

Keikutsertaan Dr. Hasani tak sekadar formalitas akademik. Ia membawa misi penting: memperkuat posisi intelektual Muslim Indonesia di panggung dunia Islam dan menegaskan peran Al Khairiyah sebagai organisasi keagamaan yang aktif dalam pengembangan ilmu dan moderasi Islam.

“Delegasi ini bukan hanya soal menghadiri konferensi, tetapi juga bagian dari upaya membangun jejaring ilmiah global. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kontribusi besar dalam pengembangan ilmu keislaman,” ujar Dr. Hasani sebelum keberangkatannya, Jumat (24/10/2025).

Dari Al Khairiyah ke Samarkand: Diplomasi Intelektual

Sebagai dosen Fakultas Ushuluddin dan juga Presidium IKAMAH (Ikatan Alumni Al Khairiyah), Dr. Hasani memandang konferensi di Uzbekistan ini sebagai langkah strategis untuk menjembatani tradisi keilmuan klasik Islam dengan pemikiran Islam modern.

“Konferensi ini menjadi ruang penting untuk merajut kembali jaringan intelektual Islam antara Asia Tengah dan Asia Tenggara. Dari warisan Imam Bukhari di Samarkand hingga dinamika keilmuan di Indonesia, ada semangat yang sama: mencari kebenaran ilmiah dan membangun peradaban,” tuturnya.

Dalam forum internasional tersebut, Dr. Hasani dijadwalkan menjadi pemakalah yang akan mempresentasikan kajian tentang relevansi hadis dan tafsir dalam konteks masyarakat modern. Kehadirannya menjadi wujud nyata komitmen akademisi Indonesia dalam mendorong riset dan diplomasi keislaman global.

Wajah Islam Moderat Indonesia di Mata Dunia

Bersama jajaran pimpinan dan dosen UIN Jakarta, Dr. Hasani menjadi bagian dari rombongan akademik yang dipimpin Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Ismatu Ropi, MA., Ph.D.

Selain membawa misi ilmiah, delegasi ini juga mengusung semangat Islam wasathiyah — Islam moderat yang menjadi ciri khas Indonesia di tengah wacana keagamaan global.

Menurut Dr. Hasani, keikutsertaan Indonesia dalam forum ilmiah dunia seperti ini memiliki makna diplomatik yang kuat.

“Ini adalah bentuk soft diplomacy Indonesia. Melalui riset, ilmu, dan dialog, kita memperkenalkan wajah Islam yang damai, terbuka, dan berorientasi pada kemajuan,” ungkapnya.

Mengharumkan Nama Al Khairiyah dan Akademisi Banten

Keterlibatan Dr. Hasani juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Al Khairiyah, organisasi Islam tertua di Banten yang telah lama berkiprah dalam dunia pendidikan dan dakwah.

Sebagai pimpinan daerah di Tangerang Selatan, ia dikenal aktif membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat, serta mendorong pemberdayaan berbasis literasi keislaman.

Partisipasinya di ajang ilmiah bergengsi dunia ini disebut-sebut menjadi langkah simbolik kebangkitan intelektual Muslim Banten yang kini merambah level internasional.

Melalui forum ini, Dr. Hasani berharap terbangun kolaborasi riset lintas negara yang bisa memperkaya literatur keislaman sekaligus memperluas peran akademisi Indonesia di kancah global.

“Kami ingin membawa semangat dari Banten, dari Al Khairiyah, untuk dunia Islam. Bahwa ilmu dan kebajikan bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas,” pungkasnya.(Red)
Axact

BantenXpose.com

BantenXpose.com merupakan media informasi online seputar banten, nasional dan internasional.

Post A Comment: