FokusBerita, Serang - Seorang pemuda bernama Subeki (22) harus di ikat dan di rantai oleh keluarganya selama 5 tahun. Pemuda tersebut bertempat tinggal dirumah ibunya di daerah Kampung Cidadap, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Subeki sendiri harus menghabisikan hari-harinya di dalam sebuah ruangan kecil dipinggir rumahnya lantaran menderita gangguan jiwa sejak ditinggal ayanya yang meninggal di tahun 2012 silam.

Selama 5 tahun, Subeki terpaksa harus diikat dan di rantai oleh keluarga karena dikhawatirkan dirinya kabur dan membuat kerusakan ketika dirinya mengamuk.

Ibunda Subeki, Samsiah (60) mengatakan, tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi anak tercintanya itu. Dengan kesulitan ekonomi yang ia pikul saat ini, Samsiah hanya bisa merawat Subeki seadanya tanpa obat dan tenaga medis yang memadai untuk mengobati penyakit jiwanya itu. “Sudah tiga bulan ini sudah enggak di kasih obat. Dulu mah di kasih, sekarang gak punya biaya lagi,” tutur Mbok Sam sapaan akrab ibunda Subki, Senin (10/7).

Lanjut Mbok Sam, sebenarnya pihak keluarga sangat menginginkan anak bungsunya itu dirawat dengan layak dan ditangani secara medis dengan bisa kembali hidup normal. Namun demikian, dengan profesinya saat ini hanya sebagai penganyam atap ilalang, dirinya hanya bisa pasrah dan membiarkan kondisinya seperti itu. “kepengen kuh kita obatin, ya mudah-mudahan bisa sembuh. Tapi ibu nggak punya biaya, ibu cuman kerjanya nganyam bilik,” ungkapnya.

Meski jarak rumah Subeki dari Pusat Pemerintah Provinsi Banten hanya sekitar 5 Kilometer, Samsiah mengaku belum pernah ada dari pihak pemerintah yang menengok kondisi puteranya itu. Dirinya juga berharap ada uluran tangan dan bantuan dari pemerintah serta dermawan untuk kesembuhan puteranya itu. "Belum ada yang kesini, ya kalo ada bantuan tentunya. Semoga saja anak saya bisa sembuh". terangnya.

Kaka Kandung Subeki, Lia menambahkan, di ikatnya Subeki lantaran pihak keluarga khawatir Subeki merusak dan membahayakan orang lain. Karena sebelum di ikat seperti itu, adiknya sering melakukan kerusakan saat mengamuk. "Kita khawatir, kalau lagi ngamuk, Kaca, keramik, bisa dirusak. Kami khawatir dia bisa nyelakain orang". katanya.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Nurhana, bersama dengan Kabid Rehabilitas Sosial, Dede dan Tim Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, mendatangi rumah Samsiah warga Kampung Cidadap Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang orang tua Subeki yang mengalami gangguan jiwa selama lima tahun.

Kadinsos Banten, Nurhana mengatakan, bahwa setelah mendengar adanya informasi adanya seseorang mengalami gangguan jiwa di pasung pada pagi hari tadi, pihaknya pun bersama Dinas Sosial Banten dan tim Kesehatan dari Dinas Kesehatan Banten langsung merespon cepat menuju lokasi. Itu pun agar pemuda yang di ikat itu bisa pulih kembali serta bisa meresakan keceriaan seperti anak muda pada umumnya.

"Kita juga sudah membentuk tim untuk warga yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti yang di alamai Subeki kita langsung meresponnya. Saat kita kunjungi juga sudah kita berikan secara media jadi saat ini tugas kita terkendala lantaran Subeki yang ingin kita rehab tidak diizinkan oleh pihak keluarganya". Ujar Nurhana saat melihat kondisi Subeki siang hari, Senin (10/7).

Ia melanjutkan, dari kunjungan ini untuk memberikan jalan terbaik agar subeki sehat, dengan masalah biyaya sudah di tanggung oleh pemerintah bukan biyaya dari keluarga pasien tapi dari tawaran untuk menyembuhkan subeki pihak keluarga menolak, lantaran orang tuanya ingin merawat subeki dirumah saja dengan cara meminum obat yang diberikan dari Dinas kesehatan Provinsi Banten dan Dinas Kesehatan Kota Serang.

"Memang saat ini saya bingung kita sudah peduli oleh masyarakat tetapi tidak ada dukungannya contohnya seperti ini, akhirnya pihak keluarga ingin subeki hanya meminum obat dari ini kita nanti memberikan". ungkapnya.

(Red/FBB/Ihsan)
Axact

BantenXpose.com

BantenXpose.com merupakan media informasi online seputar banten, nasional dan internasional.

Post A Comment:

0 comments: