Fokusberita, Serang - Suhena (30) warga Desa Argawana, Puloampel, Serang, terpaksa dikurung keluarganya di kamar karena sering menangis histeris. Ia mengidap gangguan jiwa selama 4 tahun lalu dan dikurung di ruangan yang bentuknya mirip kamar mandi.

Awalnya, Suhena dikenal sebagai perempuan riang. Ia beraktivitas layaknya perempuan kebanyakan di Desa Argawana. Saat usianya menginjak umur 26 tahun, datang laki-laki mencoba melamar dirinya. Dari sekian banyak lelaki, Suhena selalu menolak ajakan menuju pelaminan.

Namun, semenjak ada lamaran dari salah satu orang pria, sikap Suhena tiba-tiba menjadi tidak wajar. Ia sering mengurung diri dan menangis sampai larut malam. Bahkan, keluarga sering mendengar tangisannya tanpa berhenti khususnya di malam hari.

"Dulu ada yang mau ngelamar dia, cuma ditolak. Ya, habis kejadian itu sering kumat-kumatan. Nangis, cuma nangis gitu doang. Paling ya kalau kumat semalem nggak tidur, nangis aja, kalau ilang nangisnya mah tidur," ujar Suebah kakak dari Suhena di kediamannya, Minggu kemarin (20/8/2017).

Meskipun demikian, Suebah melanjutkan, ia tak mau berandai-andai bahwa penyebab adik kandungnya terkena gangguan jiwa karena menolak lamaran salah seorang pria.

Semenjak gangguan jiwa menyerang adiknya, keluarga lantas membawanya ke RSUD Panggungrawi Cilegon. Dokter memvonis Suhena mengalami penyakit gangguan saraf. Selain dibawa ke dokter, Suebah juga mengaku pernah membawa adiknya itu ke 'orang pintar' sampai ke ustaz.

"Udah pernah (dibawa ke dokter) katanya penyakit saraf, dikasih resep dokter gitu aja. Resep dokternya udah hilang kebawa banjir. Akhirnya pasrah saja, sudah disyariatkan ke mana-mana," katanya.

"Dibawa ke orang pinter di Ciomas. Dikasih air di botol, nggak macem-macem, ya paling (diminta) salat, ngaji, zikir, terus dikasih air gitu doang. Nggak pernah bilang kenapa-kenapanya," tuturnya.

Hari-hari Suhena pun dihabiskan di dalam kamar yang hanya berisi kasur dan bantal tanpa ranjang. Ia terus menangis dan sesekali berteriak sambil menyembunyikan wajahnya di balik bantal.

Suebah mengaku, adiknya terpaksa dikurung dalam kamar karena ia khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Demi menghindari itu, ia memilih untuk mengurus adiknya itu di dalam rumah. Selain itu, Suhena juga sudah tidak memiliki orang tua.

keluarga tidak memperkenankan wartawan mengampil foto. Ia hanya memperbolehkan untuk mengambil suasana ruangan di mana Suhena dikurung dengan alasan tidak tega jika wajah adiknya itu terpampang dan tersebar di ranah publik.

(RED/FBB/Detik.com)
Axact

BantenXpose.com

BantenXpose.com merupakan media informasi online seputar banten, nasional dan internasional.

Post A Comment: