Fokusberita, Cilegon - Banten Art Community (BAC) yang merupakan himpunan perupa Cilegon dan sekitarnya, menyelenggarakan kegiatan pameran seni rupa bertajuk Griyé Kulé.
Pameran ini digelar mulai hari Sabtu (27/1/2018) hingga Rabu (31/1/2018), mulai pukul 8.00 s.d. 21.00 WIB, bertempat di Rumah Dinas Walikota Cilegon.
Dalam pameran tersebut Ada tiga puluhan karya yang dipamerkan. Uniknya, jika pameran seni rupa lazim didominasi oleh lukisan, patung, dan instalasi, pameram Griyé Kulé ini sebagian besar menampilkan drawing atau gambar dan komik.
Anton Timur, selaku ketua kegiatan pameran ini, membenarkan hal tersebut. Dari tiga puluhan karya yang dipamerkan, hanya satu lukisan dan dua gambar ukir, sementara sisanya adalah drawing dan komik.
"Kami tidak membatasi genre, terlebih banyak anggota kita yang cenderung menekuni genre yang berbeda-beda," ujarnya melalui rilis, Selasa (30/1/2018).
Menurutnya, pameran ini memberi ruang bagi genre seni rupa yang kadang dipandang sebelah mata oleh penikmat seni rupa.
"(Hal) ini menguatkan mental para perupa muda agar terus eksis dan produktif," imbuh bapak tiga anak ini.
Disinggung perihal sumber dana untuk kegiatan ini, Anton menegaskan bahwa pameran ini adalah swadaya dari para perupa.
"Sementara ini, masih dari pribadi masing-masing. Ya, mudah-mudahan, kegiatan selanjutnya lebih besar lagi," harapnya.
Selain kegiatan pameran, acara Griyé Kulé ini juga diisi kegiatan menarik lain seperti lomba drawing untuk SMP/sederajat, lomba doodling untuk SMA/sederajat, workshop komik dan gambar realisme untuk umum, dan fun drawing yang dikhususkan untuk anak-anak.
Indra Kesuma, perupa senior yang juga kurator karya pada pameran ini, mengungkapkan bahwa kegiatan pameran ini adalah momen pembuktian dari eksistensi perupa dari Cilegon.
"Teman-teman BAC ini sangat bersemangat dan serius, berusaha berkarya dalam waktu yang tidak banyak dan keterbatasan. (Pameran) ini juga merupakan pembuktian kepada masyarakat dan pemerintah karena bisa dibilang merupakan pameran seni rupa pertama di Kota Cilegon," tuturnya.
Sementara itu lanjut Indra, karya yang dipamerkan adalah karya dengan sentuhan komik jepang khas seni gambar yang digandrungi anak muda.
Namun, ia tidak menampik bahwa banyak dari karya yang di pamerkan saat ini, menghasilkan hal yang berbeda dan cukup bernilai seni.
"Bermula dari komik maka bergaya manga, tapi beberapa sudah menampilkan potrait realis. Jadi lukisan bergaya komik," ungkapnya.
Bermula dari Instagram, hampir semua karya yang ditampilkan dalam pameran Griyé Kulé adalah buatan anggota BAC (Banten Art Community) yang berdomisili di Cilegon dan Kota sekitarnya.
Karya tersebut adalah hasil kurasi selektif dari puluhan karya dari masing-masing anggotanya.
Lia Astuti, ketua sekaligus penggagas BAC menuturkan, bahwa komunitasnya tersebut bermula dari instagram.
"Saya suka mengunggah karya gambar saya di instagram, dari situ mulai menemukan akun teman-teman di cilegon yang suka unggah karya gambar juga. Maka kami kumpulkan dan ajak kopi darat. Maka dibuatlah wadah untuk komunikasi dan berbagi pengetahuan tentang gambar. Juga kami harap dapat menjadi ruang untuk menyalurkan minat remaja terhadap kesenian, khususnya rupa," ungkapnya.
Dari pertemuan tersebut, Lia mendapati bahwa rekan-rekannya memiliki potensi yang besar karena banyak karya yang mengusung nilai-nilai kelokalan.
"Saya sadar, karya mereka punya nilai lebih. Karena selain berkarya, mereka juga melestarikan budaya Cilegon dan Banten," tuturnya.
Selain pameran, lanjut Lia, BAC juga memiliki kegiatan rutin yang terbuka untuk siapa saja.
"Setiap pekan, kami adakan pertemuan, baik itu latihan maupun open sketch di ruang publik. Biasanya kita adakan di Car Free Day (CFD) kawasan KS. Tapi kadang juga di sekretariat atau tempat tertentu," jelasnya.
Lia berharap, dibuatnya ruang apresiasi lewat BAC ini dapat menjadi sarana bagi pemuda untuk menunjukkan bakatnya di bidang seni rupa dan konsisten berkarya.
(Red/FBB)
Post A Comment:
0 comments: