![]() |
Sambutan Ketua DPC GMNI Kota Cilegon Dalam Syukuran Dies Natalis GMNI Ke 64 |
Dalam acara tersebut selain Syukuran Diesnatalis GMNI ke 64 yang di hadiri berbagai eleman organisasi Mahasiswa di Kota Cilegon, juga Pelantikan DPK GMNI STIE Al-Khairiyah dan Dialog Kebangsaan yang mengambil Tema besar Menyulam Kebangsaan 'Pancasila sebagai bintang penuntun pemersatu bangsa' yang disampaikan oleh Alumni GMNI yakni Alwiyan Qosyid Sam'un dan Supriyadi, S.kom.MM.
Perlu diketahui dalam catatan sejarahnya GMNI lahir pada tanggal 23 Maret 1954, hasil Fusi atau Peleburan dari 3 Organisasi Kemahasiswaan terbesar saat itu, yang memiliki kesamaan azas yakni Marhaenisme ajaran Bung Karno, ketiga organisasi tersebut adalah Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM) yang berpusat di Jogjakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka yang berpusat di Surabaya, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta, atas restu dan petunjuk dari Bung Karno selaku Presiden Pertama Republik Indonesia kala itu, maka ketiga organisasi kemahasiswaan tersebut bersepakat untuk melebur menjadi satu yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Ketua DPC GMNI Kota Cilegon Bung Syaihul Ihsan mengatakan, Syukuran Dies Natalis GMNI ke 64 ini sekaligus refleksi dalam melihat realitas perjalanan bangsa yang tidak terlepas dari peran mahasiswa khususnya GMNI yang tetap berdialektika terhadap perubahan dan perkembangan zaman, maka sebagai organisasi mahasiswa tentunya kekritisan, intelektualitas dan profesionalisme yang di ikuti semangat kebangsaan akan terus kita kembangkan dengan melakukan upaya peningkatan kualitatif dan kuantitatif khususnya terhadap kader-kader GMNI Kota Cilegon.
"Catatan penting bagi Kita yang tetap akan berjuang lestarikan api perjuangan Bung Karno dengan mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Cilegon untuk senantiasa memahami dan menghayati dalam implementasi Pancasila di tengah-tengah arus globalisasi di Kota Cilegon dan membiasakan diri untuk menggunakan Pancasila sebagai “bintang penuntun” dalam menyelesaikan masalah bangsa di tengah-tengah arus globalisasi ini", Katanya.
Selanjutnya Syaihul mengungkapkan, Pembasisan Pancasila bukanlah sekedar transfer of knowledge, melainkan harus dengan usaha raksasa untuk membangun kembali etos kebangsaan yang kian terkikis, tentunya GMNI terus konsisten dalam ideologi Pancasila dalam usaha membangun karakter kader.
"Kami (GMNI) yang memiliki basis pada tingkatan mahasiswa dengan tradisi intelektual dan gerakan dengan semboyan filosofis pejuang pemikir - pemikir pejuang tentunya akan konsisten dalam rel nya yakni berjuang bersama rakyat menuju kemenangan marhaen dan kejayaan Indonesia", Ungkapnya.
(RED/FBB/*)
Post A Comment:
0 comments: